Minggu, 15 Mei 2016

Anemia Pada Kehamilan

1.1            Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).

1.2            Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi Anemia ?
2.      Apakah etiologi Anemia ?
3.      Apakah faktor predisposisi anemia ?
4.      Apakah tanda dan gejala Anemia ?
5.      Bagaimanakah patofisiologi Anemia ?
6.      Bagaimanakah epidemiologi Anemia ?
7.      Apakah komplikasi Anemia ?
8.      Bagaimanakah penatalaksanaan Anemia ?

1.3        Tujuan

Untuk mengetahui definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, epidemiologi, komplikasi dan penatalaksaan Anemia pada ibu hamil.

1.4         Manfaat

·         Bagi Penulis
Dapat mengetahui komplikasi dan penatalaksanaan anemia pada ibu hamil.
·         Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai komplikasi yang terjadi pada ibu hamil dengan anemia serta mengetahui penatalaksaan yang tepatuntuk kasus anemia yang terjadi pada ibu hamil.


2.1      Definisi

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester II. (Prawirohardjo, Sarwono,2010, Hal.281)
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau haemoglobin, dengan diagnosis kadar Hb <11 g/dl (pada trimester I dan III) atau <10,5 gr/dl (pada trimester II). ( Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasiltas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Secara umum, definisi anemia dalam kehamilan adalah kadar Hb kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10gram/desiliter) untuk wanita hamil. (Helen, Varney.dkk, 2007, Hal.263).

2.2            Etiologi

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Kurang gizi (malnutrisi)
2.      Kurang zat besi
3.      Malabsorpsi (ketidakmampuan saluran cerna untuk menyerap nutrisi)
4.      Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5.      Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

2.3            Faktor Predisposisi


a.       Diet rendah zat besi, B12, dan asam folat,
b.      Kelainan gastrointestinal,
c.       Penyakit kronis, dan
d.      Riwayat keluarga
(Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasiltas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013).

2.4      Tanda dan Gejala

Menurut Helen, Varney walaupun tanpa gejala, anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti berikut, yaitu :
                               a.            Letih, sering mengantuk,
                              b.            Pusing, lemah, nyeri kepala
                               c.            Luka pada lidah
                              d.            Kulit pucat, konjungtiva pucat
                               e.            Bantalan kuku pucat
                               f.            Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah

2.5            Klasifikasi Anemia

·   Klasifikasi Anemia menurut Depkes yaitu :
             a.      Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%
            b.      Anemia ringan dengan Hb 9-10,9gr%
             c.      Anemia sedang dengan Hb 7-8,9gr%
            d.      Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%
·   Berdasarkan klasifikasi WHO kadar haemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3 kategori yaitu :
             a.      Anemia Ringan      : Kadar Hb 9 – 11 gr%
            b.      Anemia Sedang     : Kadar Hb 7 – 8 gr%
             c.      Anemia Berat          : Kadar Hb < 7 gr%
Pemeriksan Hb dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil. 

2.6            Patofisiologi

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume  plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi  peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin  berkurang dari 12 g/100 ml (Sarwono, 2009). Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi (pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

2.7            Epidemiologi

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan adalah perdarahan (28 persen), eklampsi (24 persen), infeksi (11 persen), persalinan lama (5 persen), dan abortus (5 persen).
Penyebab perdarahan yang utama salah satunya terkait dengan anemia atau kekurangan zat besi.

2.8            Komplikasi

1.     Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). (Manuaba, 2010)

2.     Pengaruh anemia terhadap janin
Meskipun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan  dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan seperti abortus,  kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terinfeksi sampai dengan terjadinya kematian perinatal. (Manuaba, 2010)

2.9            Penatalaksanaan

1.      Memberitahukan ibu mengenai bahaya anemia
2.      Memberitahukan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet Fe
3.      Memberitahukan ibu cara mengkonsumsi Fe serta manfaat dan efek damping dari tablet Fe
4.      Memberitahukan ibu untuk mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi tinggi
5.     Memberitahukan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya agar terpantau kadar hemoglobin



2.10       Kasus

Ny. A usia 25 tahun G1P0A0 datang ke kelas ibu hamil pada hari rabu 16 september 2015 pukul 09.30 WIB di dusun Banteng Ompong RT/RW 09/05, desa Cikarang. Ibu mengaku hamil 8 bulan dan mengeluh sering pusing dan lemas. Hasil anamnesa : ibu mengatakan sering pusing dan lemas. Hasil pemeriksaan : TD: 100/60 mmHg, Nadi: 81 x/menit, Respirasi: 17 x/menit, BB: 60 kg, TFU: 27 cm, HPHT : 24-01-2015, TP: 01-11-2015, UK : 31 minggu, DJJ: 145x/menit, presentasi kepala.
1.   Data Subjektif
Ny. A usia 25 tahun G1P0A0 dengan keluhan sering pusing dan lemas.
2.   Data Objektif
TD: 100/60 mmHg, Nadi: 81 x/menit, Respirasi: 17 x/menit, BB: 60 kg, TFU: 27 cm, HPHT : 24-01-2015, TP: 01-11-2015, UK : 31 minggu, DJJ: 145x/menit, presentasi kepala, Hb: 9,8 gr%.
3.   Assessment
·         Diagnosa : Ibu 25 tahun G1P0A0 dengan anemia sedang
·         Masalah potensial : Anemia berat
·         Antisipasi masalah potensial : Memberikan penkes pentingnya Fe
4.      Planning
1.      Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
E : ibu menjadi tahu keadaannya.
2.      Memberikan penkes kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe serta menjelaskan manfaat dan cara mengkonsumsi tablet Fe.
E : ibu akan segera melakukannya setelah pulang dari kelas ibu hamil.
3.      Memberitahu ibu mengenai bahaya anemia.
E : ibu mengerti dan paham.
4.      Memberitahu kepada ibu untuk istirahat yang cukup.
E : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
5.      Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi sayuran yang mengandung zat besi seperti bayam.
E : ibu mengerti dan akan melakukannya.
6.      Memberitahu ibu mengenai pola aktivitas yang dapat dilakukan pada saat usia kehamilan trimester III
E : ibu mengerti dan akan melakukannya.
7.      Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua minggu mendatang atau jika ada keluahan ke tenaga kesehatan baik di puskesmas atau posyandu
E : ibu bersedia melakukannya.

3.1 Kesimpulan

Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau haemoglobin, dengan diagnosis kadar Hb <11 g/dl (pada trimester I dan III) atau <10,5 gr/dl (pada trimester II).
Dapat disebabkan oleh diet rendah zat besi, B12, dan asam folat, kelainan gastrointestinal, penyakit kronis, dan riwayat keluarga.
Pengaruhnya terhadap kehamilan adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
Sedangkan terhadap janin adalah abortus,  kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terinfeksi sampai dengan terjadinya kematian perinatal.

3.2 Saran

Pada pembahasan makalah ini penulis memberikan saran kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penkes yang dapat dimengerti oleh klien dan klien dapat melakukannya serta penkes mengenai cara pencegahan anemia agar tidak terjadi komplikasi baik selama kehamilan ataupun komplikasi pada persalinan dan masa nifas.




DAFTAR PUSTAKA


Unimus. Anemia. 27 September 2015. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-isrianikag-5163-2-bab1.pdf
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC 
Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka