Selasa, 07 April 2015

kejang pada neonatus

1.1 Latar Belakang

Kejang pada bayi baru lahir tidak banyak dijumpai dan sulit diprediksi dari mana sumbernya. Kejang pada orang dewasa dapat diketahui sumbernya dengan jelas, sedangkan kejang pada bayi sulit ditetapkan sumbernya karena korteks serebri nya belum matang. Bentuk kejang pada bayi baru lahir dapat beraneka ragam dan sangat sulit untuk diterka. Maka dari itu bidan perlu berkonsultasi dengan dokter anak 

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apa definisi dari kejang pada bayi baru lahir?
2.       Apa penyebab terjadinya kejang pada bayi baru lahir?
3.       Penilaian apa untuk membuat diagnosis kejang pada bayi baru lahir?
4.       Kelainan fisik seperti apa yang terjadi pada bayi baru lahir yang  mengalami kejang?
5.       Apa tanda dan gejala kejang pada bayi baru lahir?
6.       Bagaimana penanganan kejang pada bayi baru lahir?
7.       Bagaimana peran bidan dalam menangani kasus kejang pada bayi baru lahir?

1.3 Tujuan

1.       Untuk mengetahui definisi dari kejang yang terjadi pada bayi baru lahir
2.       Untuk mengetahui dan memahami penyebab kejang pada bayi baru lahir
3.       Untuk lebih mengetahui tanda dan gejala kejang yang terjadi pada bayi baru lahir
4.       Untuk lebih mengetahui dan bisa diterapkan dalam melakukan penanganan pada bayi baru lahir saat dihadapkan dengan situasi gawat darurat.


2.1 Definisi

            Kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik.  
            Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 38 hari sesudah lahir. Kejang ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang, yang dapat menyebabkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebabnya diketahui, penyakit ini harus segera diobati. Kejang nenonatus tidak sama dengan kejang pada anak atau orang dewasa karena konvulsi klonik cenderung tidak terjadi selama umur bulan pertama. Proses penyembuhan akson dan tonjolan dendrit juga mielinisasi tidak sempurna pada otak neonatus.

2.2 Etiologi

·        Komplikasi perinatal
-       Hipoksi-iskhemik ensefalopati. Biasanya kejang timbul pada 24 jam pertama kelahiran.
-       Trauma susunan saraf pusat. Dapat terjadi pada persalinan presentasi bokong, ekstraksi cunam atau ekstraksi vakum berat.
-       Perdarahan intrakranial.
·        Kelainan metabolisme
-       Hipoglikemia
-       Hipokalsemia
-       Hipomagnesemia
-       Hiponatremia
-       Hipernatremia
-       Hiperbilirubinemia
-       Ketergantungan pridoksin
-       Kelainan metabolisme asam amino
·        Infeksi
Dapat disebabkan bakteri dan virus termasuk TORCH
·        Ketergantungan obat
·        Polisitemia
·        Penyebab yang tidka diketahui (3-25%)

2.3 Klasifikasi Kejang

a.       Subtle
Merupakan tipe kejang tersering yang terjadi pada bayi kurang bulan. Bentuk kejang ini hamper tidak terlihat, biasanya berupa pergerakkan muka, mulut, atau lidah berupa menyeringai, terkejat-kejat, mengisap, menguyang, menelan, atau menguap. Manifestasi kejang subtle pada mata adalah pergerakkan bola mata berkedip-kedip, deviasi bola mata horizontal dan pergerakkan bola mata yang cepat (nystagmus jerk). Pada anggota gerak didapatkan pergerakkan mengayuh atau seperti berenang. Manifestasi pada pernapasan biasanya berupa apnea.
b.      Klonik
Bentuk klinis kejang klonik berlangsung 1-3 detik, tidak disertai gangguan kesadaran. Bentuk kejang ini di akibatkan trauma fokal pada kontusio cerebri pada bayi besar atau bayi cukup bulan, atau pada kelainan ensefalopati metabolik.
c.       Tonik
Kejang tonik biasa didapatkan pada bayi berat lahir rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi-bayi dengan komplikasi perinatal berat seperti perdarahan intraventrikuler. Bentuk klinis kejang ini yaitu pergerakkan tungkai yang menyerupai sikap deseberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
d.      Mioklonik
Manifestasi klinis kejang mioklonik yang terlihat adalah gerakan ekstensi atau fleksi dari lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadi dengan cepat. Gerakan tersebut seperti gerak refleks Moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat, seperti pada bayi baru lahir yang dilahirkan dari ibu kecanduan obat. 

2.4 Penilaian Diagnosis

      Penilaian untuk membuat diagnosis antara lain dilakukan penilaian dengan urutan sebagai berikut:
1.      Anamnesis yang teliti tentang keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, dan kelahiran.
-          Riwayat kehamilan
·        Bayi kecil untuk masa kehamilan
·        Bayi kurang bulan
·        Ibu tidak disuntik tetanus toksoid
·        Ibu menderita diabetes mellitus
-          Riwayat persalinan
·        Persalinan pervaginam dengan tindakan (cunam, ekstraktor vakum)
·        Persalinan presipitatus
·        Gawat janin
-          Riwayat kelahiran
·        Trauma lahir
·        Lahir asfiksia
·        Pemotongan tali pusat dengan alat
2.      Pemeriksaan kelainan fisik bayi baru lahir
-        Kesadaran (normal, apatis, somnolen, sopor, koma)
-        Suhu tubuh (normal, hipertermia atau hipotermia)
-        Tanda-tanda infeksi lainnya
3.      Penilaian kejang
-       Bentuk kejang
Gerakan bola mata yang abnormal, nystagmus, kedipan mata paroksismal, gerakan mengunyah, gerakan otot-otot muka, timbulnya apnea yang episode, adanya kelemahan umum  yang periodik, tremor, jitterness, gerakan klonik sebagian ekstermitas, tubuh kaku.
-       Lama kejang
-       Apakah pernah terjadi sebelumnya
4.      Pemeriksaan laboratorium
-       Punksi lumbal
-       Punksi subdural
-       Gula darah
-       Kadar kalsium (Ca++)
-       Kadar Magnesium
-       Kultur darah
-       TORCH
     Pada jitterness dapat dibedakan dari kejang:
·           Tidak didapatkan kelainan pandang dan pergerakan mata
·           Timbulnya karena stimulasi, sedangkan kejang biasanya spontan
·           Gerakan berupa tremor, bukan hentakan klonik
·           Biasanya menghilang apabila dilakukan fleksi pasif
·           Pada umumnya disebabkan oleh dipokalsemia, hipoglikemia, hiposi-iskhemik ensefalopati, drug withdrawal

2.5 Kelainan Fisik dan Diagnosis Banding

      Tabel kelainan fisik dan diagnosis banding kejang pada bayi baru lahir
KELAINAN FISIK
DIAGNOSIS BANDING
Kejang dengan kondisi:
·        Biru, gagal nafas.
·        Trauma lahir pada kepala bayi.
·        Mikrosefali.
·        Perut buncit.
·        Hepatosplenomegali.
·        Mulut mecucu.

Ø  Anoksia susunan saraf pusat.
Ø  Perdarahan otak.
Ø  Cacat bawaan.
Ø  Sepsis.
Ø  Sepsis.
Ø  Tetanus.

2.6 Penanganan

·      Prinsip dasar mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:
1.         Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang.
       (misalnya Diazepam, Fenobarbital, Fenitoin/Dilantin)
2.         Menjaga jalan nafas tetap bebas.
       (perhatikan ABCD resusitasi)
3.         Mencari faktor penyebab kejang.
       (perhatikan riwayat kehamilan, persalinan dan kelahiran, kelainan fisik ditemukan, bentuk kejang, dan hasil laboratorium)
4.         Mengobati penyebab kejang.
       (mengobati hipoglikemia, hipokalsemia, dan lain-lain)

·      Obat anti kejang
-            Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kgbb IV, disuntikkan perlahan-lahan sampai kejang berhenti. Dapat diulangi pada kejang berulang, tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada  dosis pemeliharaan.
-            Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan perlahan-lahan selama beberapa menit. Apabila kejang berlanjut, Fenobarbital dapat diulangi dengan dosis maksimal 20 mg/kgbb. Dosis pemeliharaan ialah 5-8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
-            Fenitoin (Dilantin)
Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan dalam 5-10 menit. Dapat diulangi lagi 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat diatasi dengan Fenobarbital dosis 10-20 mg/kgbb. Sebaiknya Fenitoin diberikan 10-15 mg/kgbb IV pada hari pertama, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7 mg/kgbb IV atau oral dalam 2 dosis.

·      Penanganan kejang pada bayi baru lahir
-            Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat. Pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu bayi dipertahankan 36.5o – 37o C.
-            Jalan napasbayi dibersihkan dengan tindakan penghisapan lendir diseputar mulut, hidung sampai nasofaring.
-            Bila bayi apnea, dilakukan pertolongan agar bayi bernapas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup, diberi O2 (oksigen) dengan kecepatan 2 liter/menit.
-            Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer; di tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus, dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikus.
-            Bila infus sudah terpasang, diberi obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg suppositoria/IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi. Kemudian ditambah luminal  (fenobarbital) 30 mg IM/IV.
-            Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada.
-            Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan infus Dekstrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kgbb/hari.
-            Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang (perhatikan riwayat kehamilan, persalinan, dan kelahiran):
1.      apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus.
2.      Apakah bayi kemungkinan prematur.
3.      Apakah kemungkinan bayi mengalami aspiksia.
4.      Apakah kemungkinan ibu bayi pengidap/menggunakan bahan narkotika.
-            Bila kejang sudah teratasi, diambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya:
1. darah tepi,
2. elektrolit darah
3. gula darah,
4. kimia darah (kalsium, magnesium)
5. kultur darah,
6. pemeriksaan TORCH, dan lain-lain.
-                 Bila ada kecurigaan kearah sepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal.
-                 Obat diberikan sesuai dengan penilaian ulang .
-                 Apabila kejang masih berulang, diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.
1.      bila kejang terus, diberi Fenitoin (dilantin) dalam dosis 15 mg/kgbb sebagai bolus IV diteruskan dalam dosis 2 mg/kgbb IV setiap 12 jam.
2.      Untuk hipoglikemia (hasil dextrostix/gula darah < 40 mg%) diberi infus dekstrose 10%.
3.      Untuk hipokalsemia (hasil kalsium darah < 8 mg%) diberi kalsium glukonas 10% 2 ml/kgbb dalam waktu 5-10 menit.
4.      Apabila belum teratasi juga, diberi Piridoksin 25-50 mg IV.

2.7  Bagan Penanganan Kejang Pada Bayi Baru Lahir

TANDA – TANDA
Tremor, hiperaktif, kejang- kejang, tiba- tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran pergerakan-pergerakan yang tidak terkendali (involuntary movements), nistagmus atau mata mengedip- mngedip  paroksiksmal.
KATEGORI
·  Tetanus neonaturum        
·  Sepsis
·  Menginitis
·  Ensepalitas
·        Ganguan metabolik ( hipoglikemik atau hipokalsemik).
·        Anoksia susunan saraf pusat.
·        Pendarahan otak.
PENILAIAN

·        Bentuk kejang
·        Lama kejang
·        Suhu tubuh
·        Kesadaran
·        Tanda- tanda infeksi laninya
·        Seluruh badan / lokal
·        Sekejap atau < 1 menit
·        Dengan panas
·        Kesadaran berkurang
·        Lesu / ngatuk /tidak mau minum
·        Seluruh badan / lokal
·        Sekejap atau < 1 menit
·        Tanpak panas
·        Sadar
·        Normal, mau minum
PENANGANAN

Bidan Atau Puskesmas
·        Bersihkan jalan nafas
·        Masukan sendok/ sepatel di bungkus kain untuk menekan lidah
·        Beri oksigen
·        Atasi kejang dengan Diazepam 0,5 mg/ kg supositoria/ i.m. tiap 2 menit sampai kejeng teratasi.
·        Diberi fenobarbital 30 mg i.m.
·        Infus Dektrose 10% ( liat tabel kebutuhan dasar cairan dan kalori pada neonatus )
·        Diberi antibiotika 1 dosis ( liat tabel jenis dan dosis antibiotika).
·        Rujuk rumah sakit.



RUMAH SAKIT
·        Sama dengan di atas
·        Bayi dalam indikator / dihangatkan
·        Beri oksigen
·        Beri Diazepam 0,5 mg/kg supositorial/i.m / i.v
·        Kemudian diberi fenobarbital 30 mg i.v/i.m
·        Bila masih kejang diberi fenitoin 15 mg/ kg i.v dilanjutkan 2 mg /kg tiap 12 jam.
·        Infus Dektrose 10%  6o cc/ kg
·        Beri kalsium glukonas 2 ml/ kg  dalam waktu 5-10 menit.




3.1 Kesimpulan

Kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik. Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 38 hari sesudah lahir.
Kejang pada neonatus dibagi menjadi 4 jenis, yaitu kejang subtle, klonik, tonik dan mioloklonik. Tanda dan gejalanya yaitu Tremor, hiperaktif, kejang- kejang, tiba- tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran pergerakan-pergerakan yang tidak terkendali (involuntary movements), nistagmus atau mata mengedip- mngedip  paroksiksmal.
            Bentuk penanganannya yaitu mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang, menjaga jalan nafas tetap bebas, mencari faktor penyebab kejang, mengobati penyebab kejang.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar