1.1 Latar Belakang
Kejang pada bayi baru
lahir tidak banyak dijumpai dan sulit diprediksi dari mana sumbernya. Kejang
pada orang dewasa dapat diketahui sumbernya dengan jelas, sedangkan kejang pada
bayi sulit ditetapkan sumbernya karena korteks serebri nya belum matang. Bentuk
kejang pada bayi baru lahir dapat beraneka ragam dan sangat sulit untuk
diterka. Maka dari itu bidan perlu berkonsultasi dengan dokter anak
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
definisi dari kejang pada bayi baru lahir?
2.
Apa
penyebab terjadinya kejang pada bayi baru lahir?
3.
Penilaian
apa untuk membuat diagnosis kejang pada bayi baru lahir?
4.
Kelainan
fisik seperti apa yang terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami kejang?
5.
Apa
tanda dan gejala kejang pada bayi baru lahir?
6.
Bagaimana
penanganan kejang pada bayi baru lahir?
7.
Bagaimana
peran bidan dalam menangani kasus kejang pada bayi baru lahir?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi dari kejang yang terjadi pada bayi baru lahir
2.
Untuk
mengetahui dan memahami penyebab kejang pada bayi baru lahir
3.
Untuk
lebih mengetahui tanda dan gejala kejang yang terjadi pada bayi baru lahir
4.
Untuk
lebih mengetahui dan bisa diterapkan dalam melakukan penanganan pada bayi baru
lahir saat dihadapkan dengan situasi gawat darurat.
2.1 Definisi
Kejang
adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan
manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik.
Kejang
pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam
38 hari sesudah lahir. Kejang ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit
lain sebagai penyebab kejang, yang dapat menyebabkan gejala sisa yang menetap
di kemudian hari. Bila penyebabnya diketahui, penyakit ini harus segera
diobati. Kejang nenonatus tidak sama dengan kejang pada anak atau orang dewasa
karena konvulsi klonik cenderung tidak terjadi selama umur bulan pertama.
Proses penyembuhan akson dan tonjolan dendrit juga mielinisasi tidak sempurna
pada otak neonatus.
2.2 Etiologi
·
Komplikasi perinatal
-
Hipoksi-iskhemik
ensefalopati. Biasanya kejang timbul pada 24 jam pertama kelahiran.
-
Trauma susunan saraf
pusat. Dapat terjadi pada persalinan presentasi bokong, ekstraksi cunam atau
ekstraksi vakum berat.
-
Perdarahan
intrakranial.
·
Kelainan metabolisme
-
Hipoglikemia
-
Hipokalsemia
-
Hipomagnesemia
-
Hiponatremia
-
Hipernatremia
-
Hiperbilirubinemia
-
Ketergantungan
pridoksin
-
Kelainan metabolisme
asam amino
·
Infeksi
Dapat
disebabkan bakteri dan virus termasuk TORCH
·
Ketergantungan obat
·
Polisitemia
·
Penyebab yang tidka
diketahui (3-25%)
2.3 Klasifikasi Kejang
a. Subtle
Merupakan tipe kejang
tersering yang terjadi pada bayi kurang bulan. Bentuk kejang ini hamper tidak
terlihat, biasanya berupa pergerakkan muka, mulut, atau lidah berupa
menyeringai, terkejat-kejat, mengisap, menguyang, menelan, atau menguap.
Manifestasi kejang subtle pada mata adalah pergerakkan bola mata
berkedip-kedip, deviasi bola mata horizontal dan pergerakkan bola mata yang
cepat (nystagmus jerk). Pada anggota gerak didapatkan pergerakkan mengayuh atau
seperti berenang. Manifestasi pada pernapasan biasanya berupa apnea.
b. Klonik
Bentuk klinis kejang
klonik berlangsung 1-3 detik, tidak disertai gangguan kesadaran. Bentuk kejang
ini di akibatkan trauma fokal pada kontusio cerebri pada bayi besar atau bayi
cukup bulan, atau pada kelainan ensefalopati metabolik.
c. Tonik
Kejang tonik biasa
didapatkan pada bayi berat lahir rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34
minggu dan bayi-bayi dengan komplikasi perinatal berat seperti perdarahan
intraventrikuler. Bentuk klinis kejang ini yaitu pergerakkan tungkai yang menyerupai
sikap deseberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk
dekortikasi.
d. Mioklonik
Manifestasi klinis
kejang mioklonik yang terlihat adalah gerakan ekstensi atau fleksi dari lengan
atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadi dengan cepat. Gerakan
tersebut seperti gerak refleks Moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan
susunan saraf pusat yang luas dan hebat, seperti pada bayi baru lahir yang
dilahirkan dari ibu kecanduan obat.
2.4 Penilaian Diagnosis
Penilaian untuk membuat diagnosis antara lain
dilakukan penilaian dengan urutan sebagai berikut:
1.
Anamnesis yang teliti
tentang keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, dan kelahiran.
-
Riwayat kehamilan
·
Bayi kecil untuk masa
kehamilan
·
Bayi kurang bulan
·
Ibu tidak disuntik
tetanus toksoid
·
Ibu menderita diabetes
mellitus
-
Riwayat persalinan
·
Persalinan pervaginam
dengan tindakan (cunam, ekstraktor vakum)
·
Persalinan presipitatus
·
Gawat janin
-
Riwayat kelahiran
·
Trauma lahir
·
Lahir asfiksia
·
Pemotongan tali pusat
dengan alat
2.
Pemeriksaan kelainan
fisik bayi baru lahir
-
Kesadaran (normal,
apatis, somnolen, sopor, koma)
-
Suhu tubuh (normal,
hipertermia atau hipotermia)
-
Tanda-tanda infeksi
lainnya
3.
Penilaian kejang
-
Bentuk kejang
Gerakan bola mata yang abnormal,
nystagmus, kedipan mata paroksismal, gerakan mengunyah, gerakan otot-otot muka,
timbulnya apnea yang episode, adanya kelemahan umum yang periodik, tremor, jitterness, gerakan klonik sebagian ekstermitas, tubuh kaku.
-
Lama kejang
-
Apakah pernah terjadi
sebelumnya
4.
Pemeriksaan laboratorium
-
Punksi lumbal
-
Punksi subdural
-
Gula darah
-
Kadar kalsium (Ca++)
-
Kadar Magnesium
-
Kultur darah
-
TORCH
Pada jitterness
dapat dibedakan dari kejang:
·
Tidak didapatkan
kelainan pandang dan pergerakan mata
·
Timbulnya karena
stimulasi, sedangkan kejang biasanya spontan
·
Gerakan berupa tremor,
bukan hentakan klonik
·
Biasanya menghilang
apabila dilakukan fleksi pasif
·
Pada umumnya disebabkan
oleh dipokalsemia, hipoglikemia, hiposi-iskhemik ensefalopati, drug withdrawal
2.5 Kelainan Fisik dan Diagnosis Banding
Tabel kelainan fisik dan diagnosis banding
kejang pada bayi baru lahir
KELAINAN
FISIK
|
DIAGNOSIS
BANDING
|
Kejang dengan kondisi:
·
Biru, gagal nafas.
·
Trauma lahir pada kepala bayi.
·
Mikrosefali.
·
Perut buncit.
·
Hepatosplenomegali.
·
Mulut mecucu.
|
Ø Anoksia
susunan saraf pusat.
Ø Perdarahan
otak.
Ø Cacat
bawaan.
Ø Sepsis.
Ø Sepsis.
Ø Tetanus.
|
2.6 Penanganan
· Prinsip dasar mengatasi
kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:
1.
Mengatasi kejang dengan
memberikan obat anti kejang.
(misalnya Diazepam, Fenobarbital, Fenitoin/Dilantin)
2.
Menjaga jalan nafas
tetap bebas.
(perhatikan ABCD resusitasi)
3.
Mencari faktor penyebab
kejang.
(perhatikan riwayat kehamilan, persalinan
dan kelahiran, kelainan fisik ditemukan, bentuk kejang, dan hasil laboratorium)
4.
Mengobati penyebab kejang.
(mengobati hipoglikemia, hipokalsemia,
dan lain-lain)
· Obat anti kejang
-
Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kgbb IV, disuntikkan
perlahan-lahan sampai kejang berhenti. Dapat diulangi pada kejang berulang,
tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada
dosis pemeliharaan.
-
Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan
perlahan-lahan selama beberapa menit. Apabila kejang berlanjut, Fenobarbital
dapat diulangi dengan dosis maksimal 20 mg/kgbb. Dosis pemeliharaan ialah 5-8
mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
-
Fenitoin (Dilantin)
Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan dalam
5-10 menit. Dapat diulangi lagi 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang
tidak dapat diatasi dengan Fenobarbital dosis 10-20 mg/kgbb. Sebaiknya Fenitoin
diberikan 10-15 mg/kgbb IV pada hari pertama, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 4-7 mg/kgbb IV atau oral dalam 2 dosis.
· Penanganan kejang pada
bayi baru lahir
-
Bayi diletakkan dalam
tempat yang hangat. Pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu bayi
dipertahankan 36.5o – 37o C.
-
Jalan napasbayi dibersihkan
dengan tindakan penghisapan lendir diseputar mulut, hidung sampai nasofaring.
-
Bila bayi apnea,
dilakukan pertolongan agar bayi bernapas lagi dengan alat bantu balon dan
sungkup, diberi O2 (oksigen) dengan kecepatan 2 liter/menit.
-
Dilakukan pemasangan
infus intravena di pembuluh darah perifer; di tangan, kaki, atau kepala. Bila
bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus, dilakukan
pemasangan infus melalui vena umbilikus.
-
Bila infus sudah
terpasang, diberi obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg suppositoria/IM setiap 2
menit sampai kejang teratasi. Kemudian ditambah luminal (fenobarbital) 30 mg IM/IV.
-
Nilai kondisi bayi
selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada.
-
Bila kejang sudah
teratasi, diberi cairan infus Dekstrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kgbb/hari.
-
Dilakukan anamnesis
mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang (perhatikan riwayat
kehamilan, persalinan, dan kelahiran):
1. apakah
kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus.
2. Apakah
bayi kemungkinan prematur.
3. Apakah
kemungkinan bayi mengalami aspiksia.
4. Apakah
kemungkinan ibu bayi pengidap/menggunakan bahan narkotika.
-
Bila kejang sudah
teratasi, diambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor
penyebab kejang, misalnya:
1. darah tepi,
2. elektrolit darah
3. gula darah,
4. kimia darah (kalsium, magnesium)
5. kultur darah,
6. pemeriksaan TORCH, dan lain-lain.
-
Bila ada kecurigaan
kearah sepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal.
-
Obat diberikan sesuai
dengan penilaian ulang .
-
Apabila kejang masih
berulang, diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.
1. bila
kejang terus, diberi Fenitoin (dilantin) dalam dosis 15 mg/kgbb sebagai bolus
IV diteruskan dalam dosis 2 mg/kgbb IV setiap 12 jam.
2. Untuk
hipoglikemia (hasil dextrostix/gula darah < 40 mg%) diberi infus dekstrose
10%.
3. Untuk
hipokalsemia (hasil kalsium darah < 8 mg%) diberi kalsium glukonas 10% 2
ml/kgbb dalam waktu 5-10 menit.
4. Apabila
belum teratasi juga, diberi Piridoksin 25-50 mg IV.
2.7 Bagan Penanganan Kejang Pada Bayi Baru Lahir
TANDA
– TANDA
|
Tremor, hiperaktif, kejang- kejang, tiba- tiba
menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya
kesadaran pergerakan-pergerakan yang tidak terkendali (involuntary
movements), nistagmus atau mata mengedip- mngedip paroksiksmal.
|
|
KATEGORI
|
· Tetanus
neonaturum
· Sepsis
· Menginitis
· Ensepalitas
|
·
Ganguan metabolik ( hipoglikemik atau
hipokalsemik).
·
Anoksia susunan saraf pusat.
·
Pendarahan otak.
|
PENILAIAN
|
|
|
·
Bentuk kejang
·
Lama kejang
·
Suhu tubuh
·
Kesadaran
·
Tanda- tanda infeksi laninya
|
·
Seluruh badan / lokal
·
Sekejap atau < 1 menit
·
Dengan panas
·
Kesadaran berkurang
·
Lesu / ngatuk /tidak mau minum
|
·
Seluruh badan / lokal
·
Sekejap atau < 1 menit
·
Tanpak panas
·
Sadar
·
Normal, mau minum
|
PENANGANAN
|
|
|
Bidan Atau
Puskesmas
|
·
Bersihkan jalan nafas
·
Masukan sendok/ sepatel di bungkus
kain untuk menekan lidah
·
Beri oksigen
·
Atasi kejang dengan Diazepam 0,5 mg/
kg supositoria/ i.m. tiap 2 menit sampai kejeng teratasi.
·
Diberi fenobarbital 30 mg i.m.
·
Infus Dektrose 10% ( liat tabel
kebutuhan dasar cairan dan kalori pada neonatus )
·
Diberi antibiotika 1 dosis ( liat
tabel jenis dan dosis antibiotika).
·
Rujuk rumah sakit.
|
|
|
|
|
RUMAH
SAKIT
|
·
Sama dengan di atas
·
Bayi dalam indikator / dihangatkan
·
Beri oksigen
·
Beri Diazepam 0,5 mg/kg
supositorial/i.m / i.v
·
Kemudian diberi fenobarbital 30 mg
i.v/i.m
·
Bila masih kejang diberi fenitoin 15
mg/ kg i.v dilanjutkan 2 mg /kg tiap 12 jam.
·
Infus Dektrose 10% 6o cc/ kg
·
Beri kalsium glukonas 2 ml/ kg dalam waktu 5-10 menit.
|
3.1 Kesimpulan
Kejang adalah
kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan manifestasi
klinik kehilangan koordinasi neuromotorik.
Kejang
pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam
38 hari sesudah lahir.
Kejang
pada neonatus dibagi menjadi 4 jenis, yaitu kejang subtle, klonik, tonik dan
mioloklonik. Tanda dan gejalanya yaitu Tremor,
hiperaktif, kejang- kejang, tiba- tiba menangis melengking, tonus otot hilang
disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran pergerakan-pergerakan yang tidak
terkendali (involuntary movements), nistagmus atau mata mengedip- mngedip paroksiksmal.
Bentuk penanganannya yaitu mengatasi
kejang dengan memberikan obat anti kejang,
menjaga jalan nafas tetap bebas, mencari faktor penyebab
kejang, mengobati penyebab
kejang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar